Meeting Professor Pascasarjana IAIN Kudus Bahas Islam, Budaya, dan Pesantren di Era Digital

Blog Single

Kudus, 10 Oktober 2024 – Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus menggelar kegiatan Meeting Professor dengan tema “Islam, Budaya, dan Pesantren di Era Digital.” Acara ini dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa Pascasarjana, dan stakeholder pendidikan yang antusias mendiskusikan tantangan dan peluang yang dihadapi Islam, budaya, dan pesantren di era transformasi digital.

Kegiatan yang berlangsung secara online menggunakan platform zoom ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Fahrurrozi, M.A., Direktur Pascasarjana UIN Mataram, yang memaparkan perspektif mendalam tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi tradisi keilmuan Islam, budaya pesantren, dan bagaimana cara pesantren beradaptasi di era digital.

Prof. Dr. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si., Rektor IAIN Kudus, dalam opening speech-nya, menyampaikan pentingnya transformasi pesantren dan budaya Islam dalam menghadapi era digital. Menurutnya, “Pesantren sebagai pusat pendidikan Islam tradisional harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi, namun tetap menjaga esensi ajaran dan nilai-nilai Islam. Tantangan digitalisasi harus dijawab dengan inovasi dalam pembelajaran dan riset berbasis teknologi, tanpa kehilangan jati diri keislaman.”

Prof. Dr. Fahrurrozi, M.A. dalam pemaparannya, menyoroti tiga poin utama terkait Islam, budaya, dan pesantren di era digital. Pertama, peran pesantren dalam mempertahankan nilai-nilai budaya dan agama dalam arus modernisasi. Kedua, bagaimana pesantren dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat dakwah dan pengajaran Islam, termasuk pengembangan kurikulum berbasis teknologi. Ketiga, perlunya pesantren mengembangkan literasi digital di kalangan santri dan pendidik untuk membekali mereka menghadapi tantangan zaman.

"Digitalisasi bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang bagi pesantren untuk memperluas perannya di dunia pendidikan dan sosial. Pesantren dapat menjadi pusat pengembangan konten-konten Islam yang relevan di dunia maya, sekaligus sebagai penjaga tradisi keilmuan yang kuat, keberkahan pesantren akan terwujud melalui struktur kurikulum yang diterapkan" jelas Prof. Fahrurrozi.

Acara yang dipandu oleh Dr. Muhammad Rikza Muqtada, M.Hum, Sekretaris Prodi Doktor Studi Islam IAIN Kudus, berlangsung dinamis dengan sesi diskusi interaktif. Para peserta aktif bertanya dan berbagi pandangan terkait bagaimana pesantren di berbagai daerah mulai menerapkan sistem digital, seperti pembelajaran daring, digitalisasi kitab kuning, dan dakwah melalui platform media sosial.

Moderator menyampaikan bahwa diskusi ini memberikan wawasan baru bagi para akademisi dan praktisi pesantren untuk menghadapi era transformasi digital. “Kami berharap acara ini dapat memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, pesantren, dan komunitas dalam mengembangkan pendidikan Islam yang relevan dengan zaman namun tetap berakar kuat pada tradisi,” tutupnya.

Share this Post1:

Galeri Photo