RRG; Rehabilitasi Penyintas Terorisme Inisiatif Lokal yang Berdampak secara Nasional di Singapura
RRG ialah salah satu inisiatif dari komunitas muslim Singapura di Masjid Khadijah untuk kontra radikalisme dengan pendekatan rehabilitasi.
Sebagai bagian peningkatan kapasitas ilmu Islamic Studies dalam bidang kontra radikalisme, mahasiswa Pascasarjana IAIN Kudus melakukan kunjungan dan diskusi ke lembaga RRG (Religion Rehabilitation Group) Singapura pada 10 Juli 2024.
Maraknya kasus extrimisme dan terorisme berlabel agama yang merupakan bagian persoalan global banyak menimbulkan kesalahpahaman terhadap agama Islam, khususnya di Singapura. Situasi ini menjadikan komunitas masyarakat Islam melakukan inisiatif perlawanan dengan kontra radikalisme di masyarakat, bahkan kepada pelaku-pelaku di penjara.
"Hanya saja kami memilih pendekatan rehabilitasi, bukan deradikalisasi" demikian Dr. Faisal Direktur RRG. "Pendekatan rehabilitasi menuntut aktivitas lebih kompleks karena kita merehab pemahaman yang salah, perilaku yang salah, dan orientasi hidup yang salah untuk bisa kembali hidup normal di masyarakat" tegas Cik Faisal.
Menurut Dr. Khoirul, salah satu relawan di RRG menyatakan bahwa kami melakukan empat pendekatan secara komprehensif, yaitu pendekatan agama, psikologi, intelektual, dan sosial. Melalui pendekatan yang komprehensif para penyintas berhasil kembali menjadi "kami harus mampu memastikan penyintas bisa kembali ke masyarakat dan berguna di masyarakat" tegasnya
RRG merupakan komunitas yang dekat dengan Indonesia, karena masjid Khadijah Pusat Thariqah Qodariyah Naqsabandiyah Abah Anom Suryalaya. Bahkan salah satu pengurus Masjid dan salah satu inisiator awal RRG juga merupakan guru talqin thariqah tersebut.
Menurut salah satu mahasiswa Magister Studi Islam Irfan Prasetya yang mengikuti IL, penerapan metode rehabilitasi dalam melakukan kontra radikalisme dan untuk menangani pelaku terorisme merupakan pengetahuan baru bagi kami. Metodenya lebih kompleks dan melibatkan banyak pihak yang terintegrasi. Pihak RRG juga sangat terbuka dan tidak pelit ilmu "Kami sangat terkesan terhadap sambutan dari RRG" tegasnya.
Sementara itu Dr. H. Abu Choir, M.A Wakil Direktur Pascasarjana dalam kesempatan itu menyampaikan kepada pihak RRG dan mahasiswa bahwa inisiatif lokal dalam menyelesaikan persoalan-persoalan sosial semacam ini sangat baik untuk dipelajari mahasiswa. Apalagi sebagian besar mahasiswa adalah tokoh-tokoh agama di masyarakat. Biasanya solusi yang dihadirkan dalam inisiatif semacam ini biasanya lebih kontekstual dan mudah dipraktikkan. "Kami berharap dalam waktu yang lain diberi kesempatan untuk melakukan mendalaminya dalam bentuk riset atau PKM sebagai bagian tridharma perguruan tinggi bagi dosen dan mahasiswa" tegas Pak Abu.
IL kali ini diikuti oleh 142 mahasiswa angkatan 2022/2023 dari seluruh prodi di Pascasarjana IAIN Kudus.